Sunday, March 22, 2009

Tidak Suka Film Indonesia

Suatu saat di dalam kelas kesenian sedang dilangsungkan diskusi seru seputar perkembangan film Indonesia. Pak dosen memberi prolog bahwa saat ini industri film Indonesia sedang dalam gairah-gairahnya.

Yang jadi persoalan untuk didiskusikan adalah bagaimana kwalitas film Indonesia saat ini diukur dari ide, kreativitas, tawaran-tawaran barunya, tematiknya, dan lain-lain.

Maka terjadilah perdebatan seru seputar analisis, kritik dan apresiasi film Indonesia. Ada yang berpendapat bahwa banyaknya film yang diproduksi bukan indikator kemajuan film Indonesia.

Ada juga yang berpendapat bahwa bagaimanapun banyaknya film yang sudah diproduksi merupakan bukti kemajuan film Indonesia.

Mahasiswa yang lain berpendapat meskipun film Indonesia saat ini banyak sekali, namun semua tak berkualitas, "masa gak ada bedanya film sama video klip," katanya. Wah pokoknya seru sekali perdebatan saat itu.

Namun, ada satu mahasiswa yang dari awal diskusi hingga akhir tampak bengong saja seperti enggan terlibat dalam diskusi.

Pak dosen bertanya: "Anton, dari tadi kamu kok diam saja. Apa kamu nggak suka dengan film Indonesia?"
"Nggak, Pak."
"Lho, kenapa?"
"Nggak ada teksnya, Pak. Kalau film barat kan ada teksnya."


Sumber: e-ketawa on Aug 30th, 2008 (ketawa.com)

Diedit kembali oleh: Harun Yahya II

Lagu-Lagu yang Membuat Bangsa Indonesia Tidak Maju-Maju

Karena rakyat Indonesia sejak dini sudah didoktrin dengan lagu-lagu yang tidak bermutu & mengandung banyak kesalahan, mengajarkan kerancuan, dan menurunkan motivasi.
Mari kita buktikan :

"Aku seorang kapiten... mempunyai pedang panjang...kalo berjalan prok..prok.. prok... aku seorang kapiten!"
Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi).
Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi: "mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)... kalo berjalan prok...prok... prok…."
Nah, itu baru klop! Jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi: "mempunyai pedang panjang... kalo berjalan srek.. srek.. srek.." Itu baru sesuai dengan kondisi pedang panjangnya!


"Balonku ada 5... rupa-rupa warnanya... merah, kuning, kelabu.. merah muda dan biru... meletus balon hijau, dorrrr!!!"
Perhatikan warna-warna kelima balon tersebut, kenapa tiba-tiba muncul warna hijau? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5!


"Bangun tidur ku terus mandi… tidak lupa menggosok gigi... habis mandi kutolong ibu... membersihkan tempat tidurku…."
Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!


"Naik-naik ke puncak gunung... tinggi... tinggi sekali... kiri kanan kulihat saja... banyak pohon cemara... 2X"

Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yang tajam mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau berbuat apa, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju-maju!


"Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung .. Surabaya..bolehlah naik dengan naik percuma..ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak berhenti lama"

Nah, yang begini ini yang parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa maunya gratis melulu. Pantesan PJKA rugi terus! terutama jalur Jakarta-Malang danJakarta-Surabaya!


"Di pucuk pohon cempaka... burung kutilang berbunyi... bersiul-siul sepanjang hari dengan tak jemu-jemu... mengangguk-ngangguk sambil bernyanyi tri li... li... li... li... li... li..."

Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak-anak akan realita yang sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit... cuit... cuit! kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang (catatan: acara lagu anak-anak dengan presenter agnes monica waktu dia masih kecil adalah Tra la la tri li li!), bukan burung!


"Nina bobo nina bobo oh nina bobo... kalau tidak bobo digigit nyamuk"

menurut psikolog: jadi sekian tahun anak-anak indonesia diajak tidur dengan lagu yang penuh nada mengancam.


"Bintang kecil dilangit yg biru...."

(Bintang kan adanya malem, lah kalo malem emang warna langitnya biru?)


"Ibu kita Kartini...harum namanya"

(Namanya Kartini atau Harum?)


"Pada hari minggu..naik delman istimewa kududuk di muka"

(Nah, gak sopan khan... masa duduk di muka???)


"Cangkul... cangkul... cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun kita...."

(kalo mau nanam jagung, ngapain dalam-dalam emang mo bikin sumur?


Sumber: e-ketawa on Jan 6th, 2009 (ketawa.com)

Diedit kembali oleh: Harun Yahya II

Fatwa MUI

Baru-baru ini MUI mengeluarkan fatwa yang berbunyi "haram hukumnya seorang wanita dinikahi pria sekantor".

Fatwa tersebut menimbulkan reaksi dan kecaman keras dari berbagai elemen masyarakat terutama orang-orang yang bekerja di kantor.

Karena mendapat kecaman, MUI pun mengadakan jumpa pers untuk mengklarifikasi fatwa tersebut.

"Apa maksud Bapak mengeluarkan fatwa yang menyatakan haram hukumnya seorang wanita dinikahi pria sekantor?" tanya seorang reporter.

Dengan entengnya juru bicara MUI menjawab "seorang wanita kan harusnya dinikahi oleh seorang pria, kalau dengan pria sekantor (satu kantor) bukannya kebanyakan? Please dong ah...."


Dari: Tri on Dec 23rd, 2008 (ketawa.com)

Diedit kembali oleh Harun Yahya II

Friday, March 20, 2009

Puisi Poligami

Puisi Suami yang Minta Ijin Poligami

Istriku,
Jika engkau bumi, akulah matahari
Aku menyinari kamu
Kamu mengharapkan aku
Ingatlah bahtera yg kita kayuh, begitu penuh riak gelombang
Aku tetap menyinari bumi, hingga kadang bumi pun silau
Lantas aku ingat satu hal
Bahwa Tuhan mencipta bukan hanya bumi, ada planet lain yg juga mengharap aku sinari
Jadi..
Relakanlah aku menyinari planet lain, menebar sinarku
Menyampaikan faedah adanya aku, karna sudah kodrati
dan Tuhan pun tak marah...

Balasan Puisi sang istri ...

Suamiku,
Bila kau memang mentari, sang surya penebar cahaya
Aku rela kau berikan sinarmu kepada segala planet yg pernah TUHAN
ciptakan karna mereka juga seperti aku butuh penyinaran dan akupun juga
Tak akan merasa kurang dengan pencahayaanmu
AKAN TETAPIIIIIIII..
Bila kau hanya sejengkal lilin yg berkekuatan 5 watt, jangan bermimpi menyinari planet lain!!!
Karena kamar kita yg kecil pun belum sanggup kau terangi
Bercerminlah pd kaca di sudut kamar kita, di tengah remang-remang
Pencahayaanmu yg telah aku mengerti utk tetap menguak mata
Coba liat siapa dirimu... MENTARI atau lilin ? PLIS DEH...!!!


Sumber: http://jokesnlucu.blogspot.com/2007/05/puisi-poligami.html